KISAH GEMBEL YANG MASUK SURGA

Pada zaman dahulu, tepatnya pada masanya tabi’in, hiduplah di sebuah desa seorang gembel yang pekerjaannya hanyalah mengemis. Dalam kehidupan sehari – hari hanyalah kesendirian yang setia menemaninya, tanpa ada teman yang mendekatinya. Sungguh menyedihkan sekali apa yang di alaminya, dia tidak di sukai dan di kucilkan oleh masyarakat gara – gara dia adalah seorang pengemis yang berpenampilan gembel dan tidak pernah mandi. Masyarakat sangat risih akan keberadaannya dan menganggapnya sebagai pengganggu dan perusuh desa yang seharusnya di usir dari dulu. Sebenarnya sudah dari dulu masyarakat ingin mengusirnya, tapi mereka bisa menahan diri untuk tidak melakukannya dengan harapan si gembel tersebut bisa berubah.
Tak terasa, kini jam telah berganti hari dan hari pun telah berganti bulan, si gembel tetap saja tidak mau berubah, malah dia kini tambah menjadi – jadi. Masyarakat pun semakin merasa tertanggu. Tapi hal tersebut tidak berlangsung lama, harapan masyarakat terkabulkan dan menjadi kenyataan, si gembel telah berubah secara drastis. Entah ada angin apa, entah apa gerangan yang menyebabkannya berubah seperti itu.
Perubahan itu terjadi saat bulan telah memasuki bulan Robiul Awal. Si gembel sudah tidak seperti biasanya lagi, yang mana biasanya dia mengemis kini sudah tidak lagi, yang biasanya tidak pernah mandi kini dia mau mandi, baju yang dulu compang – camping kini dia memakai baju yang bagus dan rapi. Tapi masyarakat tidak mengetahui akan perubahan itu, karna dia tidak pernah menampakkan diri ke khalayak umum semenjak awal bulan Robiul Awal.
Beberapa hari dia tidak menampakkan diri dari awal bulan Robiul Awal sampai kalender sobekan yang ada di dinding menunjukkan tanggal 12. Seperti yang di ketahui oleh orang – orang di dunia, umumnya orang – orang Islam, bahwasannya tanggal itu adalah hari kelahiran Nabi Muhammad SAW. Semua umat Islam di seluruh penjuru dunia merayakan hari kelahiran itu. Cara merayakannya pun berbeda – beda tergantung adat / kebiasaan daerah masing – masing.
Pada hari itulah si gembel berani menampakkan diri, tepatnya pada pagi hari saat orang – orang sedang merayakan maulid nabi di Masjid dengan cara membaca Maulid Diba’. Tapi kini dia tampil beda karna perubahab yang dia alami, sehingga orang – orang tidak menyadari akan kedatangannya dan menganggap si gembel masih berada di rumah dan juga tidak mungkin menghadiri peringatan maulid Nabi yang di adakan pada pagi hari itu.
Si gembel sangat khusyuk saat membaca Mauli Diba’, seakan – akan dia berada di masa Rosulullah. Di saat sudah sampai di syair yang berbunyi :
يا رسول سلام عليك         يا نبي سلام عليك
Dia menangis terseduh – seduh, terlihat matanya berkaca – kaca mengeluarkan air mata tanda cinta dan rindu kepada Rosulullah. Begitupun yang lain juga khusyuk dan khidmah dalam memperingati Maulid Nabi tersebut, sehingga tidak terasa bacaan Maulid Diba’ mereka khatamkan tanpa ada bacaan yang terlewatkan. Acara pun selesai dan orang – orang telah kembali ke rumahmya masing – masing.
Tidak lama setelah perayaan Maulid Nabi, terdengar kabar yang tidak menggembirakan, tapi menurut masyarakat kabar itu adalah kabar yang menggembirakan. Kabar itu ada sangkut pautnya dengan si gembel. Kabarnya adalah “Innalillahi wainna ilaihi rojiun, telah meninggal dunia si gembel yang selama ini meresahkan warga”. Mendengar kabar tersebut, masyarakat bukannya berbela sungkawa, tapi malah bergembira. Jasad si gembel di biarkan begitu saja, tidak ada satu orang pun yang merawatnya layaknya mayat orang islam pada umumnya. Hal tersebut berjalan hingga malam hari.
Di desa sebelah, pada malam hari itu ada seorang Ulama’ yang bermimpi di datangi Nabi Muhammad SAW. Dan dalam mimpi itu, Nabi menyuruh sang Ulama’ untuk pergi ke desa sebelah guna merawat kekasih Allah. Setelah terbangun, sang ulama’ masih terheran – heran, apa sebenarnya maksud dari mimpi yang di alaminya semalam. Tidak perlu menunggu lama, setelah sholat subuh Beliau langsung pergi ke desa yang di maksud oleh Nabi. Sesampaimya di sana, beliau merasa bingung dengan suasana dan keadaan desa yang sedang di kunjunginya. Suasananya tidak seperti apa yang di sabdakan oleh Nabi dalam mimpinya, bahwasannya di desa ini ada kekasih allah yang wafat. Dalam kebingungannya tersebut, tiba – tiba beliau di kagetkan oleh seorang warga yang menghampirinya. Akhirnya beliau bertanya kepada warga tersebut perihal warga yang wafat kemarin. Si warga pun menjawab pertanyaan Beliau dan menjelaskan siapa yang wafat dan di mana rumahnya serta kronologi singkat sebab – musabab wafatnya. Setelah itu beliau pamit kepada warga tersebut dan langsung menuju rumah yang di maksud. Setelah sampai beliau mendekati rumah tersebut lalu membuka pintunya. Setelah pintu sudah terbuka, Beliau mencium bau yang harum sekali, dan setelah beliau masuk dan menelusuri seisi rumah ternyata bau tersebut bersal dari tubuh seseorang yang berada di atas ranjang. Beliau terheran – heran dengan apa yang terjadi. Tidak lama kemudian, beliau kaget mendengar suara tak bertuan yang menyuruh Beliau untuk merawat mayat tersebut.
Dan akhirnya mayat si gembel tersebut di sholati oleh masyarakat banyak, setelah masyarakat tau bahwa si gembel adalah Waliyullah ( kekasih Allah ). Subhanallah.....

Baiklah kawan, mungkin 2 cerita di atas dapat menginspiransi kita untuk cinta terhadap Nabi kita. Kini saatnya saya akhiri tulisan ini, semoga bermanfaat, dan apabila ada kesalahan dalam penulisan kata, saya minta maaf sebesar – besarnya kepada seluruh pembaca blog. Akhir kata

اَلسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ



Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO theproperty-developer

0 comments:

Post a Comment

JAM

Powered By Blogger

Popular Posts

Followers

KALENDER